Friday, November 23, 2012

Sihir Mata ('Ain)

Semalam, selepas maghrib, kami meneruskan kelas Usul Fiqh yang diajar oleh Dr.Ariffin. Pelbagai ayat Al-Quran dan hadis dikupas oleh beliau. Sangat menarik. Secara tiba-tiba, beliau menceritakan tentang kematian seseorang yang masih sihat tetapi di awal usia tanpa apa-apa penyakit. Biasa saja bagi saya. Kematian itu pasti bukan? Dr. masih meneruskan cerita beliau sehingga terkeluar satu perkataan yang membuatkan saya terus teruja..

PENYAKIT 'AIN?

"Selepas kematian si fulan ni, saya dan kawan-kawan terus membuka blog beliau. Kami mendapati blog beliau banyak dipenuhi dengan kisah-kisah hidupnya yang bagi saya tak patut diceritakan kepada orang..Dan kami terus membuat kajian dan merasakan beliau meninggal mungkin disebabkan oleh penyakit 'Ain.." [lebih kurang macam ni la ayat Dr. Ariffin semalam]

Selepas bertanya, dijawab, bertanya dan dijawab lagi. Maka inilah yang dapat saya simpulkan daripada cerita penyakit 'ain ini...

Sebenarnya 'Ain diambil dari kalimah arab yang bermaksud mata dan penyakit ini disebabkan oleh pandangan seseorang pada sesuatu dengan perasaan kagum bercampur dengan perasaan hasad yang menyebabkan terjadi kemudharatan terhadap apa yang dilihat itu..

Macam mana penyakit 'ain mungkin boleh terjadi kepada si fulan?

Bila mana beliau mungkin terlalu asyik menceritakan keseronokan dan kemasyhuran hidupnya kepada masyarakat umum sehingga tanpa disedari ada mata yang memandang kehidupannya dengan perasaan kagum tetapi turut terselit perasaan cemburu atau hasad dengki.
Sebagaimana hadis RasuluLlah s.a.w :

"Al-'Ain adalah benar yang didatangkan oleh syaitan, dan oleh kehasadan anak adam"-Imam Ahmad
"Al-'Ain itu benar, seandainya ada sesuatu yang boleh mendahului takdir, tentu akan didahului oleh Al-'Ain" -Riwayat Muslim

Dr. juga sempat berpesan kepada kami.. dan saya sampaikan kepada kalian juga..
"Sesiapa yang ada blog dan facebook tu, elakkanlah meletak gambar dan menceritakan kejayaan dan kehebatan diri yang boleh membuatkan segelintir manusia berasa kagum tetapi terselit dengki kepada anda.."

Dalam hidup ni, manusia itu tidak sama pemikiran mereka. Mungkin si A sentiasa berbaik sangka tetapi mungkin tidak bagi si X. Walaupun begitu, tidak salah untuk kita berkongsi, tetapi mungkin boleh ditapis dulu agar apa yang ingin diceritakan boleh menghalang manusia luar untuk berasa iri dengan kita.

Peringatan terbaik untuk saya dan kalian. Sebagai pengguna tegar blogger dan pengguna jarang-jarang facebook, saya turut terkena tempiasnya. Dan sedikit perkongsian yang saya ambil dari seorang penulis hebat, iaitu beliau sentiasa memulakan dan menutup setiap penulisan beliau dengan istighfar supaya beliau tidak syok sendiri dan mengharapkan redha Allah dan manusia bagi setiap penulisan beliau. Jom kita buat macam tu!

Rasulullah SAW bersabda :
"barangsiapa yang melihat pada saudaranya atau pada dirinya atau pada hartanya sesuatu yang mengkagumkan, maka hendaklah dia mendoakan keberkatan untuknya kerana ain itu benar" riwayat Ahmad.


Apa Itu Penyakit ‘Ain?

Kadang orang tua merasa panik dan merasa aneh ketika tiba-tiba permata hatinya menangis terus sepanjang hari tanpa ada sebab yang pasti, sakit….tidak juga, digigit serangga pun tidak. Lalu…?

Penyakit yang diderita anak-anak tidak semuanya bisa dideteksi dengan ilmu kedokteran. Ada juga sebab syar’i yaitu penyakit ‘ain. Sebagaimana pernah terjadi di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pernah melihat anak perempuan di rumah Ummu Salamah istri beliau. Di wajah anak itu ada warna kehitaman. Beliau kemudian berkata kepada Ummu Salamah,

“Ruqyahlah dia, karena dia terkena ‘ain.” (H.R Bukhari dan Muslim)

Di hadits yang lain juga diceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruh anak-anak pamannya untuk diruqyah karena badannya kurus-kurus seperti anak yang kekurangan.

Penyakit ‘ain atau pandangan mata adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang dianggap menakjubkan disertai dengan rasa dengki, sehingga mengakibatkan bahaya terhadap yang dipandangnya. ‘Ain juga dapat terjadi dari pandangan yang penuh kekaguman tanpa disertai rasa dengki, bahkan bisa terjadi dari orang yang shalih. Sebagaiman pernah terjadi pada sahabat Nabi, Sahl bin Hunaif yang terkena ‘ain dari sahabat yang lain, yaitu Amir bin Rabiah.

Penyakit ‘ain itu benar-benar ada dan bukan khurafat yang dihubung-hubungkan dengan pujian. Sebagaiman anggapan sebagian besar masyarakat Indonesia bahwa pujian kepada seorang anak akan menyebabkab sakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“’Ain itu benar adanya. Seandainay ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, tentu akan didahului oleh ‘ain.” (Riwayat Muslim)

Jadi bukan pujian yang menyebabkan dampak buruk bagi anak yang dipujinya, melainkan bermula dari pandangan mata sang pemujinya, baik pujian itu karena ada rasa iri atau karena benar-benar ada kekaguman.

Tindakan Preventif Terhadap Penyakit ‘Ain

Para orang tua hendaknya berusaha melindungi buah hatinya agar terhindar dari penyakit ‘ain, dengan cara:

Melindungi diri dan anaknya dengan membaca ruqyah-ruqyah yang diajarkan dalam Islam dan membaca doa,

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan, binatang berbisa, dan dari setiap mata yang jahat.” (Riwayat Bukhari)

Juga membaca doa yang digunakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melindungi Hasan dan Husain,

“Aku berlindung kepada Allah untukmu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari segala setan, binatang yang berbisa, dan pandangan mata yang jahat.” (Riwayat Bukhari)

Siapapun orangnya jika melihat sesuatu yang baik ada pada dirinya, anaknya, hartanya atau yang lainnya yang menakjubkan dirinya, hendaklah membaca doa,

“ Masya Allah (atas kehendak Allah), tidak ada kekuatan melainkan hanya dengan (pertolongan) Allah. Ya Allah, berikan berkah padanya.”

Sebaiknya orang tua tidak mengungkapkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki anaknya, karena hal itu dikhawatirkan akan menimbulkan iri pada orang lain.

Apabila Terkena ‘Ain

Saat anak kita mengalami sakit dan ternyata sakitnya karena ‘ain, maka:

Jika pelakunya diketahui, maka orang tersebut diperintahkan untuk berwudhu. Bekas wudhu orang tersebut digunakan untuk memandikan anak yang terkena ‘ain.

Tapi jika tidak diketahui perbanyak membaca surat Al-Ikhlas, muawwidzatain (An-Nas dan Al-Falaq), Al-Fatihah, ayat Kursi, 2 ayat terakhir surat Al-Baqarah, dan mendoakan dengan doa-doa yang disyariatkan. Membaca pada air disertai tiupan, kemudian diminumkan pada anak yang sakit dan sisanya disiramkan ke tubuhya, atau dibacakan pada minyak dan minyaknya dioleskan ke tubuhnya. Lebih baik lagi jika bacaan itu dibacakan pada air zam-zam.

Orang tua mana yang tidak ingin anaknya dapat tumbuh dengan sehat dan selamat. Oleh karenanya perlu bagi orang tua untuk senantiasa memperhatikan kondisi jasmani maupun psikolagi anaknya, baik ditinjau dari sisi kedokteran secara umum atau secara syar’i. Wallahu a’lam…

No comments:

Post a Comment